Gubernur Minta Lokalisasi Tutup Selama Ramadan
GRESIK- Gubernur Jawa Timur Soekarwo segera mengirimkan surat edaran (SE) kepada Bupati dan Walikota se-Jatim untuk menutup total lokalisasi prostitusi selama bulan Ramadan.
"Tapi, jangan menggunakan kekerasan dan pengusuran paksa. Mereka juga manusia,"tandasnya disela-sela meninjau pasar rakyat yang berlangsung di halaman SOR Tri Dharma PT Petrokimia Gresik (PG), Selasa (25/06).
Ditambahkannya, data yang ada menunjukkan sebanyak 7.212 pekerja seks komersil (PSK) yang tersebar di berbagai daerah di Jatim.
Untuk mengentas PSK dari lokalisasi, sambung Pakde Karwo, pihaknya membentuk da'i lokal yang memberikan penyadaran pada PSK untuk kembali ke jalan yang benar.
"Alasan ekonomi, tidak dapat dijadikan pembenar menjadi PSK,"imbuhnya.
Selain memberikan penyadaran melalui pendekatan keagamaan, kata Pakde Karwo, Pemprov Jatim memberikan modal kerja sebesar Rp. 3 juta perorang sekaligus ketrampilan.
"Sudah ada sekitar 2 800 yang sadar dan pulang ke rumah,"tandasnya.
Beberapa lolaisasi di Surabaya yang sudah berhasil ditutup, kata Pakde Karwo yakni Bangun Rejo, Bangun Sari dan Kremil.
"Dan yang belum tutup Dolly dan Moroseneng,"paparnya.
Bahkan di Banyuwangi, kata Pakde Karwo, lahan eks lokalisasi diberikan kepada Nahdlatul Ulama (NU). Sedangkan lahan eks lokalisasi di Tulungagung dijadikan sarana bermain anak-anak.
"Kalau mereka (PSK) kembali lagi (ke dunia prostususi) akan didekati. Karena tidak boleh putus asa dan lelah melakukan penyadaran,"tegasnya.
Menurut Pakde Karwo, menyadarkan sebanyak 2800 PSK bukan pekerjaan mudah meskipun masih ada sekitar 5.000 PSK yang belum di entas. Untuk itu, dia menolak jika dikatakan gagal dalam mengentas PSK di Jawa Timur.
"Tidak mudah menyadarkan mereka,"pungkasnya.(sho)