Semen Indonesia Sabet 2 Penghargaan di ASEAN Energy Awards 2013
GRESIK-Prestasi membanggakan terus diukir PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMI) dengan berhasil menyabet dua penghargaan yaitu ASEAN Energy Management Awards dan ASEAN Coal Awards dalam ajang ASEAN Energy Awards 2013 yang diikuti oleh seluruh negara di kawasan Asia Tenggara. Penghargaan yang dipelopori oleh ASEAN Center for Energy (ACE) itu diserahkan dalam acara ASEAN Ministers of Energy Meeting (AMEM). "Penghargaan ini, sekali lagi membuktikan komitmen dan kerja nyata perseroan dalam mempraktikkan konsep bisnis yang berkelanjutan," ujar Direktur Utama SMI, Dwi Soetjipto dalam rilisinya, Kamis (26/9)
ACE sendiri adalah organisasi resmi di bawah naungan Asosiasi Negara-Negara di Asia Tenggara (ASEAN) yang mengurusi masalah energi, baik energi panas maupun energi listrik. Setiap tahun, ACE menggelar Pertemuan Tingkat Menteri Energi atau ASEAN Ministers of Energy Meeting (AMEM) untuk membahas pengelolaan energi di kawasan tersebut. Tahun ini, AMEM dihelat di Nusa Dua, Bali, pada 24-26 September 2013 di mana ASEAN Energy Awards menjadi salah satu agendanya.
Dalam ASEAN Energy Management Awards, SMI meraih penghargaan sebagai Winner dalam kategori "Special Submission of Energy Management in Industries" dengan judul proyek Implementation of Biomass as an Alternative Fuel Through Solid Fuel System Technology.
Dalam ASEAN Energy Management Awards, jelas Dwi, perseroan menitikberatkan pada pemanfaatan sumber energi alternatif dari limbah pertanian atau biomass sebagai substitusi batubara.
Biomass tersebut diambil dari sekam padi, serbuk sabut kelapa (cocopeat), serbuk gergaji, dan limbah tembakau.
"Biomass sebagai bahan bakar alternatif telah digunakan sebanyak 61.356 ton atau setara dengan sekitar 12 persen pemakaian batubara. Program ini sudah kami mulai sejak 2009 dengan pembangunan fasilitas. feeding transport berkapasitas 20 ton
biomass per jam untuk mempermudah mobilisasi bahan bakar alternatif tersebut," katanya.
Ditambahkan, industri semen adalah industri yang padat energi, termasuk untuk konsumsi batubara yang merupakan sumber energi tidak terbarukan sehingga tidak baik bagi keberlanjutan lingkungan juga penggunaan energi tidak terbarukan seperti batubara akan memakan biaya yang sangat tinggi.
"Karena itulah, dengan pemanfaatan
biomass kami mempunyai tujuan ganda, yaitu menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus efisiensi biaya operasional yang pada akhirnya bisa meningkatkan level profitabilitas perseroan," jelasnya.
Pemanfaatan biomass juga mampu memberi stimulus bagi perekonomian masyarakat lokal karena
biomass didatangkan dari wilayah sekitar pabrik yakni Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Rembang dengan cara membeli langsung dari masyarakat sekitar.
"Sampai saat ini terdapat lebih dari 11 vendor yang menjadi penyuplai sekam dengan penyerapan 50 tenaga kerja pembongkaran. Inisiatif perseroan mendayagunakan energi alternatif ini pada akhirnya juga menimbulkan. multiplier effect bagi ekonomi masyarakat," paparnya.
Pemanfaatan biomass juga berfungsi mengurangi emisi gas rumah kaca untuk meminimalisasi dampak pemanasan global. Dalam program Clean Development Mechanism (CDM) yang telah disetujui Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dan teregistrasi di lembaga internasional PBB, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), aksi perseroan dalam memanfaatkan energi alternatif telah mendapat kredit karbon/certified emission reduction (CER) sebesar 36.805,91 ton CO2 pada 2011 dan pada 2012 potensinya mencapai 102.081,61 ton CO2.
Sedangkan untuk Asean Coal Awards 2013, SMI menjadi Winner dalam kategori "Best Practices-Clean Coal Use and Technology in Industries dengan judul proyek Clean Low Rank Coal Use by Environmental Friendly Technology.
Disini, SMI menitikberatkan pada pemakaian batubara rendah kalori ( low rank) untuk menggantikan batubara yang tinggi kalori (high rank). Pemakaian bahan bakar rendah kalori ini turut memberi dampak positif ke perseroan berupa efisiensi.
Dalam ajang penghargaan itu, perseroan memaparkan proses
handling batubara mulai dari bongkar di pelabuhan sampai pemanfaatan
pulverized coal sebagai bahan bakar.
"Proses handling batubara di Semen Indonesia sangat ramah lingkungan karena menggunakan teknologi yang tepat guna. Teknologi yang digunakan antara lain vertical screw, central storage, coal mill, combustion system di kiln," papar Dwi Soetjipto.
Dalam pemakaian batubara, SMI mempraktikkan prinsip bebas limbah atau zero waste karena limbah bercampur dengan clinker.
"Hal ini berbeda dengan pemakaian batubara di power plant maupun boiler yang menghasilkan limbah B3 berupa bottom ash dan fly ash," tuturnya.
Dalam pengelolaan energi, sambung Dwi Soetjipto, perseroan mempunyai Tim Manajemen Energi yang secara berkala melakukan audit energi dalam rangka identifikasi penggunaan energi sekaligus mencari peluang potensi penghematan energi.
"Tidak hanya oleh tim internal, audit energi juga melibatkan tim independen dari pihak eksternal. Hasil audit energi ini menjadi rujukan dalam setiap penyusunan program efisiensi dan konservasi energi," tuturnya.
Semen Indonesia, kata dia, telah mengambil prakarsa secara sadar dan terencana untuk memadukan aspek lingkungan hidup ke dalam proses bisnis untuk menjamin mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.
"Era bisnis saat ini adalah era yang peduli dan punya rasa memiliki (
sense of belonging) terhadap lingkungan. Bagi kami di Semen Indonesia prinsipnya adalah
better environment for many, better achievement for company. Terbukti bahwa pengelolaan energi yang baik mampu menjaga alam kita sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan. Penghargaan dari ACE ini akan semakin menyemangati kami untuk berbuat lebih dalam upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan," beber Dwi.
Sebelumnya, SMI juga telah mampu meraih Proper Emas yakni penghargaan lingkungan dengan level tertinggi yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup.(sho)