Antisipasi Permintaan Semen Naik, Semen Indonesia Gelar Seminar Beton
GRESIK- Permintaan semen diwilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai 1,78 juta ton pada tahun 2013 merupakan indikator bahwa pembangunan berjalan dengan baik. Selain itu, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mengefisienkan ekonomi.
Untuk itu, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk mengadakan Seminar Beton yang juga menghadirkan Pakar Jalan dan Jembatan, Lanny Hidayat.
Sebab, pembangunan infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi dan kualitas hidup masyarakat di pulau yang kaya sumberdaya alam tersebut.
"Pembangunan infrastruktur adalah salah satu kunci keberhasilan perekonomian. Kalimantan Timur harus mampu mendorong infrastruktur fisik diantaranya jalan dan jembatan, dalam rangka memeratakan pertumbuhan ekonomi hingga ke berbagai pelosok," ujar. Kepala Departemen Penjualan Semen Indonesia Bambang Djoko dalam rilisnya, Selasa (29/04).
Tingginya Infrastruktur yang baik menjamin efisiensi, memperlancar pergerakan barang dan jasa, sambung Bambang Joko, meningkatkan nilai tambah perekonomian.
Keberadaan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan, akan mampu membuka akses bagi masyarakat untuk melaksanakan aktivitas ekonomi.
Perencanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang tepat, lanjut Bambang Djoko, antara lain berangkat dari pemilihan jenis semen yang tepat mutu. Kondisi topografi menjadi salah satu pertimbangan yang harus diperhitungkan pemerintah daerah dan elemen lain yang akan membangun infrastruktur jalan dan jembatan. "Misalnya untuk dataran rendah yang mempunyai rawa-rawa atau daerah pesisir yang rawan abrasi, harus pandai dalam memilih bahan semennya,"urainya.
Dia menjelaskan, semen adalah bahan perekat pada campuran beton yang digunakan sebagai bahan struktur yang dapat menahan beban.
"Semen merupakan bahan paling penting dalam campuran beton karena sangat menentukan kekuatan, keawetan, tahan terhadap lingkungan. Hal ini harus dipertimbangkan karena sangat berpengaruh pada biaya dan dampak keberadaan infrastruktur dalam jangka menengah-panjang," jelasnya.
Bambang Djoko menuturkan, terdapat dua kategori semen, yaitu portland dan blended cement. Portland cement adalah jenis semen hidraulis yang umum digunakan untuk konstruksi. Adapun blended cement adalah campuran semen dengan satu atau lebih bahan tambahan lainnya (disebut sebagai Supplementary Cementitous Material/SCM) yang juga digunakan dalam beton untuk konstruksi.
Menurut Bambang, terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan blended cement daripada menggunakan portland cement dan bahan tambah yang terpisah dalam pencampuran beton.
"Pada waktu produksi beton, pencampuran semen dengan bahan tambah (blended cement) dapat lebih seimbang. Hal itu bisa mengurangi masalah tidak tercampurnya bahan tambah dengan baik. Selain itu, hasil dari pencampuran yang menggunakan blended cement lebih baik dibanding dengan portland cement yang diberi bahan tambahan sendiri," ujarnya.
Dengan pertimbangan pemilihan semen yang baik untuk menghasilkan infrastruktur yang berkualitas,
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sendiri, telah membangun Packing Plant di Balikpapan yang mulai dibangun pada bulan Maret 2013. Keberadaan packing plant tersebut akan memudahkan pemenuhan kebutuhan semen yang tepat mutu bagi pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur. Selama ini, Semen Indonesia memang dikenal sebagai pemimpin pasar di industri semen nasional yang mempunyai produk bermutu tinggi berstandar Internasional.
"Industri semen adalah penopang pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan semen akan sangat menentukan pembangunan sarana infrastruktur yang nantinya akan mengungkit gairah sektor ekonomi lainnya, seperti properti, pertanian, hingga energi. Karena itulah, keberadaan industri semen perlu didorong agar bisa menghasilkan bahan semen yang tepat mutu bagi pembangunan infrastruktur," kata Bambang.
Kebutuhan semen di kawasan Kalimantan secara umum terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Selama periode Januari-Maret 2014, pertumbuhan penjualan semen di Kalimantan mencapai 1,126 juta ton naik 4,1 persen dibanding tahun 2013 sebesar 1,081 juta ton. Pertumbuhan penjualan semen di Kalimantan tersebut melampaui kinerja penjualan semen secara nasional pada yang hanya tumbuh 3,7 persen. Pertumbuhan penjualan semen di Kalimantan juga melampaui wilayah lainnya, seperti Sumatera yang hanya tumbuh 1,4 persen, Nusa Tenggara 3,7 persen serta Maluku & Irian Jaya yang tumbuh minus 9,4 persen.(sho)