BERITA HARI INI

AusAID Sharing Perjuangan Srikandi di Parlemen Gresik


GRESIK-Kiprah para srikandi yang duduk di kursi parlemen Gresik dalam memperjuangkan kesetaraan gender maupun alokasi anggaran untuk pemberdayaan perempuan, menarik atensi dari pemerintah Australia melalui AusAID dan Cowater dari Kanada.
Untuk itu, mereka perlu bertukar pengalaman serta sharing kepada para legislator wanita yang kebetulan tergabung dalam Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Gresik.
Termasuk sharing dengan Komisi D yang membidangi kesejahteraan rakyat (Kesra) terkait pengakomodasian aspirasi kaum perempuan.
Mereka yang ngangsu kaweruh yakni Naomi Cook didampingi Heni Pancanigtyas dari AusAID dan Isabel A. Lloyd beserta Yanti Lacsana dari Cowater menanyakan berbagai hal mulai tantangannya wanita menjadi politisi sampai perjuangan untuk rakyat ketika perempuan sudah duduk di kursi legisaltor.
Wakil Ketua Komisi B sekaligus Ketua KPPI Gresik, Ir. Hj Siti Muafiyah menjelaskan, bahwa, perempuan yang duduk di kursi dewan mayoritas sebelumnya aktif di organsasi kemasyarakatan maupun keagamaan sebelum terjun ke dunia politik.
"Kita dari latar belakang partai politik yang berbeda. Tetapi, sebelumnya ada yang aktif di Fatayat, Muslimat maupun keluarga besar dari pondok pesantren,"tuturnya kepada tamunya dari luar negeri itu, Rabu (14/11).
Hanya saja, kata Siti Muafiyah, pendidikan politik untuk perempuan masih kurang dialkukan oleh partai politiknya.
"Setelah terpilih menjadi anggota legislatif, baru ada pembekalan melalui bimbingan teknis (bintek),"tuturnya.
Politisi perempuan di DPRD Gresik dengan lantang memperjuangkan hak perempuan seperti Jaminan Persalinan (Jampersal) maupun surat keterangan miskin (SKM) bagi perempuan yang tak tercover dalam Jamkesmas maupun Jamkesmasda.
"Kebetulan Komisi D, sangat akomodatif dalam memperjuangkan hak kaum perempuan. Sehingga, sudah ada perda kesetaraan gender maupun perda kesejahteraan sosial,"tuturnya.
Diakui, komposisi kuota 30 persen perempuan belum sepenuhnya terisi di parlemen Gresik. Namun, dia berharap kedepan lebih banyak perempuan yang duduk dikursi legislatif.
Saat ini, perempuan yang duduk di kursi DPRD Gresik yakni Siti Muafiyah (F-PDIP), Wafiroh Ma'sum (F-PKB), Titin Hamidah (F-PPP), Aliyah, Hudaifah, Miftahul Jannah (FPKNU), Nur Saidah (F-HGB) dan Miftahol Janah (F-PG).
Sementara itu, menurut Anggota Komisi A, Hudaifa, bahwa, tantangan bagi perempuan ketika berkiprah di jalur politik yakni sumber daya manusia (SDM).
"Maka, perempuan yang SDM-nya bagus, serta berani bertarung harus didukung untuk masuk di parlemen,"tuturnya.
Apabila SDM perempuan yang masuk di jalur politik tidak mumpuni dan tak memiliki jiwa petarung, maka kiprahnya di legislatif tak jelas.
"Nanti hanya datang dan mesam-mesem saja,"tegasnya.(sho)

0 komentar for "AusAID Sharing Perjuangan Srikandi di Parlemen Gresik"

Leave a Reply

Posting Lebih Baru Posting Lama