Riyoyo Kupat, Permintaan Kupat Ketheq Melonjak
Sebenarnya, bentuk Kupat Ketheq hampir sama dengan ketupat lainnya. Yang membedakan yakni bahan dasar terbuat dari ketan. Sedangkan ketupat biasa berbahan dasar beras.
Perbedaan lainnya yakni janur yang digunakan bukan berasal dari kelapa. Sedangkan janur yang dipakai Kupat Ketheq berasal dari pohon yang tak ada di Gresik.
Selain itu, air untuk memasak Kupat Kheteq juga khusus yakni air yang berasal dari sumber sumur tua bercampur minyak bumi atau mengandung lantung. Sehingga, menghasilkan kekhasan yakni sedikit asin, gurih dan kenyal.
"Makannya, kita pakai parutan kelapa dan ditaburi gula pasir. Supaya tidak lembek, ditaburi sedikit garam,"tutur salah satu warga asli Gresik, Hj. Lilik Hidayati memberi tips makan Kupat Ketheq, Rabu (14/08).
Sebenarnya, Kupat Ketheq tidak termasuk kuliner musiman. Sebab, ada penjual yang setiap hari menjual di Pasar Giri maupun di pintu gerbang menunju Makam Sunan Giri meskipun jumlahnya tidak banyak.
Namun, menjelang Riyoyo Kupat, permintaan Kupat Kheteq cenderung meningkat tajam. Bahkan. Pembuat Kupat Keteq mengaku kewalahan memenuhi pesanan dari konsumen.
"Kalau Riyoyo Kupat, pesananan sangat ramai. Bisa mencapai 300 Kupat Kheteq. Kalau hari biasa sepi. Saya paling membuat Khupat Ketheq hanya 50 biji saja,"ujar Inem (50) warga Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas yang telah menekuni pembuatan Kupat Ketheq sejak 5 tahun silam.
Dengan meningkatnya permintaan, berimbas pada kenaikan harga. Kalau pada hari biasa, harga Kupat Ketheq dibanderol Rp. 1.500,- perbiji, maka pada Riyoyo Kupat naik menjadi Rp. 3.000,- perbiji.
Lonjakan permintaan juga dirasakan oleh pembuat Kupat Ketheq, Nuryanah (52) warga RT 2 RW 1 Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas.
"Sekarang permintaan sangat banyak, Tak ada stok dirumah,"ujarnya. (sho)
