Komisi D Minta Disdik Awasi Perjokian TPA PPDB
GRESIK- Komisi D DPRD Gresik menyoroti pelaksanaan tes potensi akademik (TPA) penerimaan peserta didik baru (PPDB). Sehingga komisi D meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Gresik agar memperketat pengawasan untuk mengantisipasi agar tidak ada joki-joki tes pada PPDB kali ini.
"Keberadaan joki tes PPDB ini memang sangat dimungkinkan karena TPA menjadi syarat utama agar diterima di SMA-SMA favorit," ujar Ketua Komisi D DPRD Gresik Chumaidi Ma'un, Selasa (1/7)
Dari data yang berhasil dihimpun, nilai pada TPA yang dilaksanakan memiliki bobot hingga 50 persen. Sedangkan nilai Ujian Nasional (UN) hanya diberikan bobot 40 persen dan 10 persen lagi untuk piagam penghargaan yang dimiliki para siswa peserta PPDB.
Kondisi ini sangat memungkinkan adanya joki tes karena bobot TPA masih cukup tinggi.
Diengan adanya pemberian bobot hingga 50 persen ini, sambung Chumaidi, memberikan kesempatan pada siswa yang tidak terlalu cerdas untuk menggunakan jasa joki ujian. Sehingga, lanjut politisi PKB itu, para siswa yang seharusnya layak diterima karena memiliki nilai UN tinggi menjadi gagal.
"Kondisi ini memang sangat mungkin terjadi karena TPA bobotnya hingga 50 persen dan lebih besar dari nilai UN," ungkapnya.
Terkait dengan adanya TPA ini sebenarnya menurut Chumadi dalam peraturan daerah (Perda) tidak ada. Namun, pada aturan yang lebih tinggi memberikan syarat harus ada tes potensi akademik.
"Kalau di perda kami tidak memasukan TPA, tetapi murni karena nilai UN sehingga tidak mungkin ada joki ujian," terangnya.
Maka Disdik harus lebih waspada dan menjaga dengan ketat. Jangan sampai Disdik kembali kecolongan dengan adanya joki ujian ini.
"Harus ada pengawasan ketat dari Disdik dan sekolahan masing-masing agar tidak ada joki dan siswa benar-benar mengerjakan sesuai dengan kapasitasnya sendiri-sendiri," katanya.
Bagi para orang tua siswa yang merasa menemukan adanya joki-joki ujian ini, Chumaidi berharap segera melaporkan pada anggota dewan. Sehingga, pihaknya bisa langsung menindaklanjuti dan melaporkannya pada pihak yang berwajib.
"Harus dipolisikan, jangan sampai ini terus-terusan terjadi di Gresik," pungkasnya.(sho)