Siswa Ma'arif Diharap Nonton Sang Kiai
GRESIK-Para tokoh NU dan PKB dari 7 Kabupaten/Kota berkumpul di kantor PCNU Gresik untuk menonton sekuel fim Sang Kiai dengan ketua DPP PKB, Muahimin Iskandar, Minggu (26/05).
Selain itu, artis, sutradara serta pendukung film yang bakal diputar serempak di gedung bioskop pada 30 Mei tersebut hadir di Kantor PCNU Gresik yang terletak di Jl. Wahidin Sudirohusodo untuk audiensi tokoh NU dan PKB.
Sebelum audiensi, para peserta disuguhi sekuel film yang mengambil lokasi suting di Kediri dan Jombang tersebut. Dengan dipandu Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar, para undangan mendapat cerita tentang pembuatan film dari sisi seni karya maupun peristiwa non ilmiah yang terjadi.
"Film ini layak untuk ditonton kalangan Nahdliyyin. Bila perlu Ketua LP Maarif Pusat menginstruksikan pasa siswa menonton. Karena dalam film ini ada nilai heroik dari jihad melawan kolonial yang dikumandangkan Kiai Hasyim," ujarnya dengan nada serius.
Sementara itu, Rako Prijatno selaku sutradara film Sang Kiai menceritakan, bahwa, proses pembuatan film Sang Kiai muncul sejak 2009. Namun, baru mendapat izin keluarga di Ponpes Tebuireng Jombang lewat pemangku KH Sholahudin Wahid, pada 2011.
Setelah ada izin,proses pembuatan film kolosal tersebut dikebut dengan artis dan pendukungnya.
Dalam proses pembuatan film tersebut, Rako menceritakan, sempat mengalami sesuatu hal di luar logika. Namun, menurutnya hal itu tidak dibuat dan terjadi secara alami. Diantaranya, sosok Christin Hakim yang memerankan Nyai Kapu, istri KH Hasyim Asy'ari yang seolah benar-benar menghadirkan sosok almarhumah.
"Sampai-sampai keluarga menyebutkan kalau Nyai Kapu kembali hadir berada di tengah-tengah mereka. Karena sosok dan gaya tidak beda," ungkapnya.
Rako juga mengaku kalau Ikranagara yang memerankan KH Hasyim Asy'ari juga tiba-tiba dari tangannya muncul bau wangi Cendana. Sampai-sampai para kru maupu artis mencium tangan Ikranagara seperti mencium KH Hasyim Asy'ari.
"Kami menyakini, ini sebagai bentuk kehadiran ruh KH Hasyim Asy'ari lagi," imbuhnya.
Sedangkan Ikranegara yang diberi kesempatan menyampaikan pengalamannya dalam proses pembuatan film Sang Kiai, tidak mengelak terkait pengalaman tersebut.
Sebagai aktor senior yang dibesarkan lewat pengalaman maupun ilmu peran yang diperolehnya dari sekolah, ternyata dia mengaku baru kali pertama mendapat pengalaman yang berbeda. Karena dia merasa tatolitas yang dilakukan ada faktor metafisika yang tidak disadari seolah menggiringnya untuk menjadi sosok KH Hasyim Asy'ari.
"Saya kalau memainkan peran, tidak peduli dikritik jelek atau dipuji baik. Tetapi dalam film Sang Kiai ini, ada yang beda. Saya bangga disebut mampu memerankan Kiai Hasyim. Makanya, atas kejadian yang saya alami, saya akan menuliskan dalam buku. Karena yang saya alami nyata," tandasnya.
Film Sang Kiai mengangkat sosok Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari yang merupakan satu dari sekian tokoh di balik Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Kisah heroik pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu diangkat dalam film Sang Kiai.
Sedangkan, Ketua PCNU Gresik Kusnul Khuluq berharap film Sang Kiai dalam dilihat hingga pelosok desa. Sebab, dalam film tersebut tidak hanya menyiratkan perjuangan KH Hasyim Asy'ari dalam kemerdekaan, tetapi ada jihad yang ditanamkan. Jihad memerangi kebathilan dan penindasan.
"Kalau dapat dilakukan, maka akan sangat berguna untuk menggugah kembali meneladani perjuangan Mbah Hasyim," tuturnya.(sho)