Kasus Pembobolan 1, 6 Ton Pupuk Bersubsidi Di Rekonstruksi
Dalam rekonstruksi tampak kalau aksi pencurian tidak dilakukan sendirian melainkan dibantu oleh seorang temannya bernama Nur Khan yang masih kabur (DPO).
Awalnya, tersangka masuk ke dalam gudang PG dengan mengendarai truk gandeng dengan nopol L-8965-UZ. Saat masuk, truk tersebut harus ditimbang dahulu melalui cekker. Setelah masuk, tersangka dibantu Nur Khan, mengangkut muatan pupuk bersubsidi ke atas truk tersebut.
Namun, Nur Khan melebihi muatan truk tersebut dari yang semestinya sebanyak 1 pelat, atau 32 sak. Masing-masing sak pupuk tersebut memiliki berat 50 kilogram.
Setelah itu, Nur Khan berpesan akan menunggu di Jl Ambeng-ambeng Kecamatan Duduk Sampeyan.
Saat keluar dari gudang pabrik, truk yang dikendarai oleh tersangka tidak melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu. Pelaku memilih menunggu beberapa meter dari pos pemeriksaan untuk menghindari pemeriksaan.
Setelah dirasa aman, tersangka membawa keluar truk tersebut. Namun, aksi pelaku tidak berjalan mulus. Sebab, ketika melintas di Jl A Yani, truk tersebut dihentikan oleh satpam yang curiga.
Ketika ditanya mengenai kelengkapan dokumen, pelaku tidak dapat menunjukkannya. Kepada satpam tersebut, pelaku berkelit membawa truk itu keluar hanya untuk mengisi bahan bakar di SPBU yang ada di Jl Gubernur Suryo saja.
Tanpa banyak bicara, satpam membawa pelaku ke Mapolsek Kota Gresik untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Dihadapan petugasi, tersangka berkilah mencuri pupuk tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
"Kalau dari sopir truk saja tidak cukup,"kelitnya.
Wakapolres Gresik Kompol Dolly A Primanto mengatakan, bahwa, pihaknya sedang melakukan perburuan terhadap DPO Nur Khan.
"Karena sepertinya dia yang memang menjadi pengaturnya,"jelasnya.(sho)
