BERITA HARI INI

Diragukan, Integritas dan Independensi Timsel KPU Gresik


GRESIK-Integritas dan independendi Tim Seleksi (Timsel) komisinoner komisi pemilihan umum (KPU) Gresik oeriode 2014-2019 mulai diragukan. Pasalnya, beredar rumor kalau jatah 5 kursi komisioner penyelenggara pemilu tersebut sudah diploting sebelum seleksi. Sehingga, seleksi yang dibuka Timsel hanya sebagai alasan administratif yuridis.
Menurut Ketua PC PMII Gresik M Asroul Faizin,bahwa, sudah bukan rahasia lagi kalau jatah kursi 5 komisioner KPU Gresik sudah menjadi ploting kelompok tertentu. Bahkan kompsisinya juga sudah di desain yaitu tiga, satu dan satu.
"Kami menolak. Lebih baik tidak perlu seleksi, bila memang jatah lima kursi sudah diplot. Apabila semua ini benar, asas keadilan dan penilaian berdasar kualitas dan kuantitas personil perserta tidak akan berlaku. Yang berlaku koneksitas," ungkapnya kepada awak media, Minggu, (27/04).
Faizin sangat menyayangkan karena t KPU adalah penyelenggara pesta demokrasi lima tahunan.Kalau penyelenggaranya dihasilkan dati hasil KKN, maka hasilnya atau out put yang dihasilkan juga tidak jauh-jauh dari istilah KKN.
"Lebih baik Timsel KPU Gresik dibubarkan. Tidak ada Timsel, biar tidak menghambur-hamburkan anggaran negara," tegas M Asroul Faizin.
Hingga penutupan pendaftaran Jumat (25/04), jumlah pelamar mencapai 45 orang di kantor Timsel. Jumlah ini melebihi kuota yang ditentukan aturan. Selain masyarakat biasa, para Komisioner incumbent dari KPU maupun Panwaslu mencalonkan diri.
Diantara komisioner KPU dan Panwas incumbent yang melakukan pendaftaran kembali ada Katua KPU Alimin, Komisioner KPU Akhmad Roni, Ahmad Wahyani dan Moh Faizin. Sedangkan untuk Panwaslu Gresik ada Abdul Sidiq Notonegoro, Elbita Yuliati dan Ismail Hariyanto.
Informasi yang beredar di kalangan peserta komposisi yang diplot tersebut tiga kursi jatah dari organisasi HMI, satu kursi dari NU dan satu lagi dari Muhammadiyah. komposisi itulah yang sempat membuat gerah masyrakat dan peserta. Karena dinilai jauh dari rasa keadilan.
"Keingina saya mau mendaftar. Sehingga saya punya peluang untuk menggugat Timsel, bila jatah kursi memang benar sudah terpenuhi. Ini sangat merugikan masyrakat," seloroh Dosen Universitas Gresik.
Ahmad Suyanto kepada awak media,
Semnetara itu, salah satu anggota Timsel KPU Gresik, Diana Indriati kepada awak media mengaku menolak anggapan jatah kursi terpenuhi. Menurutnya, Timsel melakukan seleksi tanpa pandang dari mana asal peserta. Bagi Timsel, peserta tersebut harus lulus tes tulis, tes kesehatan dan tes psikologi.
"Tugas kami hanya menyaring hingga sepuluh besar. Selanjutnya penentuan lima anggota KPU dilakukan provinsi. Jadi kami jamin tidak ada titipan," tukasnya.
Hal senada diungkapkan anggota Timsel yang juga Ketua PD Muhamadiyah Gresik, M In'am yang mengatakan bahwa jumlah pendaftar dihari terakhir ini sudah mencapai kuota. Sehingga, pihaknya bisa melanjutkan pada tahap selanjutnya.
"Tahap selanjutnya akan dilakukan tes tulis di salah satu hotel di Gresik dan tes kesehatan di RSUD Ibnu Sina yang biayanya berasal dari APBN," jelasnya.
In'am menambahkan, setelah seluruh tes dilakukan, pihaknya bersama anggota Timsel yang lain akan menentukan 10 besar untuk disampaikan kepada KPU Jatim. Kemudian, KPU Jatim yang akan menyeleksi hingga menyisakan lima orang untuk ditetapkan menjadi Komisioner KPU yang baru.
"Kami hanya menetapkan 10 orang, untuk penentuannya tetap melalui rapat pleno KPU Jatim," pungkasnya.(sho).

0 komentar for "Diragukan, Integritas dan Independensi Timsel KPU Gresik"

Leave a Reply

Posting Lebih Baru Posting Lama