MUI Luruskan Makna Jihad untuk Cegah ISIS
GRESIK- Munculnya gerakan Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS) di wilayah Jawa Timur membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Gresik harus melakukan antispasi.
Untuk itu, MUI Jatim serta seluruh perwakilan ulama-ulama di Gresik diundang dialog interaktif untuk mewaspadai masuknya ISIS di Kabupaten Gresik. Pasalnya, kabar terakhir mengatakan bahwa ISIS sudah masuk di Kabupaten Lamongan yang notabenya adalah tetangga Gresik.
Selain itu, MUI Gresik juga melakukan tanda tangan dalam kain putih sebagai simbol menolak ISIS masuk di Gresik. Juga MUI juga meminta agar seluruh ulama dalam menyiarkan ajaran Islam juga meluruskan makna dari perjuangan di jalan Allah SWT atau Jihad.
Sebab, kesalahan pemahaman terhadap jihad adalah embrio dari kemunculan gerakan separatis maupun teroris.
Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori mengatakan bahwa pihaknya meminta kepada seluruh umara' yang ada di Kabupaten Gresik untuk meluruskan makna dari Jihad. Pasalnya, ketidakpahaman masyarakat terhadap makna jihad menyebabkan mereka mudah masuk dalam aliran-aliran sesat.
''Harus ada pelurusan makna jihad, ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab seluruh umara di Gresik maupun daerah-daerah lain,'' ujarnya dalam dialog, Selasa (19/8/2014).
Ketidakmampuan masyarakat memahami makna jihad menjadi embrio awal terpengaruhnya mereka kedalam gerakan-gerakan separatis. Padahal, lanjut Abdusshomad Buchori, gerakan-gerakan separatis ini salah dalam melakukan visi-misi gerakan dan dipastikan melanggar norma-norma agama.
''Masa-masa kedepan memang perlu ada penyampaian makna yang benar terkait kegiatan jihad ini,'' ungkapnya.
Pihaknya dengan tegas mengajak seluruh masyarakat untuk bersikap waspada dengan gerakan ISIS. Pasalnya, , gerakan ini dianggap sebagai pemberontakan dan dilarang agama.
''Ini salah satu bentuk makar dan dilarang dalam agama,'' pungkas Abdusshomad Buchori
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Moh Qosim mengatakan bahwa pihaknya meminta seluruh masyarakat untuk lebih mewaspadai gerakan ISIS. Selain itu,, pihaknya juga berharap agar masyarakat lebih proaktif untuk melaporkan gerakan-gerakan yang dianggap mencurigakan.
''Kalau ada yang mencurigai gerakan-gerakan yang dianggap menyesatkan termasuk ISIS masyarakat harus melaporkannya pada polsek, dandim maupun MUI Gresik,'' katanya.
Qosim menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan yang menyatakan bahwa ISIS masuk di Kabupaten Gresik maupun warga Gresik yang ikut gerakan ini. Yang ada, lanjut dia, gerakan tersebut masuk di Kabupaten Lamongan.
''Kalau di Gresik belum ada, yang ada di Kabupaten Gresik, sehingga harus selalu waspada,'' pungkasnya.(sho)
Powered by Telkomsel BlackBerry®